" Sekedar tulisan "

Memulai sebuah pernikahan selayaknya sudah memiliki kedewasaan hati, pola pikir dan kedewasaan memahami hidup. Menikah bukan hanya mencari kebahagiaan semata, tapi bersama sama menuju surga-Nya. Kenapa tiba tiba menulis tentang ini, semuanya karena cerita yang dibawaoleh seseorang.. Menikah bukan hal mudah atau hal sulit, tinggal bagaimana kita mengolah supaya semuanya bisa nyaman dengan perubahan dari sendiri menjadi berdua. Menyatukan dua pola pikir menjadi satu pemikiran, atau berbagi tempat yang hanya satu untuk dipakai berdua.Berlomba lomba memberi kebahagiaan lahir dan bathin bagi pasangannya..

Sepertinya kok berat ya isi tulisan ini..? hehehehee.. tapi mungkin juga tidak berat, kita terusin yaa..Satu kisah yang membuat kening ku berkerut parah, berbagai pertanyaan yang mengusik di kepala. Kok bisa yaa? kok ga ngerti ya? aneh banget yaa..?

Saat ijab kabul terucap, artinya kita memiliki 4 orangtua, dan tanggung jawab berpindah untuk seorang istri kepada suaminya. Walaupun orangtua akan selalu mengawasi kenyamanan hidup anaknya setelah menikah, bukan berarti kita seenaknya memanfaatkan situasi tersebut, apalagi meminta lebih karena situasi tersebut.

OOhh God ! bukan saatnya lagi kita meminta dan merongrong orang tua, memakai kata realistis untuk kenyamanan hidup baru berumah tangga. Kemanakah perginya rasa malu? kemanakah tanggung jawab seorang anak pada kedua orangtuanya? orang tua tak pernah meminta bahkan selalu memberi.. Masih punyakah rasa hutang budi seorang anak kepada kedua orangtuanya? walaupun ORANGTUA TIDAK PERNAH MEMINTA !

Sudah selayaknya, kita membuka mata dan hati untuk mensyukuri keadaan yang kita punya, berpikir dan mengatur hidup baru kita dengan kemampuan kita, bukan malah meminta minta pada orangtua.Semoga kita dijauhi sifat dan sikap seperti itu..

Tulisan ini hanya sebuah luapan rasa tidak suka dengan sikap seseorang yang tega memperlakukan orangtuanya sedemikian naifnya..

Berniat membahagiakan istri tapi menyakiti kedua orangtuanya, alih alih ingin membuat bangga orangtuanya agar tidak malu pada mertua, tapi menggunakan milik orangtua. Semoga segera dibukakan pintu kesadarannya., amin!

Cukuplah sudah orangtua menghidupi kita,cukuplah kita membebani pikirannya. kini saatnya kita membahagiakan orangtua dengan kemampuan yang kita miliki. Tak banyak yang mereka minta, kasih sayang, perhatian dan cinta yang tulus dari anak anaknya..

*mohon maaf jika tulisan ini mengganggu yaa*

Comments

Popular posts from this blog

Kemana kamu ..

Sungguh aku ..

25 May 2014